Rabu, 12 Desember 2012

Gotong Royong Pada Masyarakat Suku Tengger

1343293295487574721
Gotongroyong meratakan jalan menuju Puncak Bromo, Juni 2011.
Gotong royong merupakan salah satu ciri kehidupan sosial masyarakat di negeri tercinta ini. Pola hidup kemasyarakatan ini memang telah tertanam sejak jaman dulu. Sebagai contoh hasil gotong royong adalah berdirinya Borobudur yang berdiri jaman Wangsa Syailendra abad ke 8.
Pada masa kini, gotong royong masih banyak dilakukan di daerah perkampungan dan pedesaan sebagai bentuk kerukunan dan kekeluargaan. Bagi masyarakat di wilayah kota, boleh dikatakan telah terkikis oleh kemajuan teknologi dan nilai-nilai kebersamaan yang mulai surut. Bukan karena egoisme semata tetapi karena tuntutan profesionalisme dalam pekerjaan sehingga waktu amat sedikit terluangkan untuk kegiatan ini.
Bagi masyarakat pedesaan yang kehidupan masyarakatnya masih terasa kekerabatannya, kegiatan gotong royong masih sering dilaksanakan. Baik dalam kegiatan keluarga seperti dalam pesta perkawinan atau khitanan maupun membangun rumah. Juga dalam kegiatan kemasyarakatan seperti bersih desa, membangun pos kamling, dan membersihkan jalan serta selokan.
Masyarakat Suku Tengger melakukan gotong royong ini biasa disebut dengan istilah gugur gunung. Bedanya, pada masyarakat Suku Tengger gotong royong bukan hanya di lakukan hanya di wilayah desanya tetapi keluar jauh dari tempat tinggal mereka. Bahkan bisa sampai sekitar 5 – 10 km dari desa. Sesuatu yang jarang dilaksanakan di tempat lain. Bisa saja mereka memberi upah untuk para pekerja mengingat pendapatan perkapita mereka di atas rata-rata karena wilayahnya yang subur. Namun bagi mereka semangat kekeluargaan, kekerabatan, dan kebersamaan lebih berharga daripada nilai uang yang harus dikeluarkan untuk membangun sesuatu.
Pertengahan 2011 yang lalu, masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadisari bergotong royong meratakan debu, pasir, dan bebatuan kecil yang keluar dari perut Bromo saat terjadi letusan di akhir 2010 dan awal 2011. Gotong royong ini dilakukan beberapa kali mengingat medan yang cukup berat dan luas. Tepatnya persis di bawah anak tangga menuju puncak Gunung Bromo.
1343293723478735801
Jalan bagus arus wisatawan pun meningkat.
Bagi masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas tak berbeda dalam gugur gunung membersihkan jalan dari semak belukar, perdu, dan ilalang yang cepat tumbuh subur menutupi pandangan di jalan terjal, berliku, dan gelap tertutup pepohonan yang tinggi.
1343293928546441489
Membuka lahan untuk membangun gedung SMP.
13432940021879826782
Gedung SMP Negeri di Ngadas sedang dibangun dengan latar belakang sebuah Pura.
Pada awal 2007, masyarakat Suku Tengger di Desa Ngadas juga bergotong royong secara serempak membuka lahan untuk membangun gedung Sekolah Menengah Pertama. Selama itu pendidikan tingkat SMP masih satu atap dengan SD Negeri Ngadas.
Akankah sikap gotong royong sebagai tanda kerukunan, kekeluargaan, dan kekerabatan ini bisa ditumbuhkan di wilayah perkotaan ?
1343294185693305723
Melapangkan jalan menuju Ngadas dari semak dan perdu. 
13432942921633674064
Jalan menjadi lapang. 

Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/26/gotong-royong-pada-masyarakat-suku-tengger/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar